Magelang, Jawa Tengah — Seorang penjaga konter HP bernama Alia mendadak jadi pusat perhatian nasional setelah bendera bajak laut One Piece yang ia pasang di konternya dianggap sebagai ancaman kedaulatan oleh aparat gabungan TNI-Polri. Kejadian berlangsung dramatis, penuh ketegangan, dan sedikit aroma charger KW.
Kapan dan di mana? Tepat menjelang HUT RI, di sebuah konter HP yang lebih sering dikunjungi untuk beli tempered glass daripada untuk revolusi. Kenapa? Karena bendera tengkorak dianggap bukan bagian dari semangat kemerdekaan, melainkan semangat “nakama”.
Menurut Alia, ia memasang bendera tersebut karena “warnanya matching sama casing iPhone pink.” Ia mengaku tidak tahu bahwa bendera tersebut bisa memicu operasi gabungan. “Saya kira itu cuma bendera anime, bukan sinyal perang,” ujarnya sambil mencoba menjelaskan bahwa Luffy bukan tokoh separatis.
Aparat yang datang pun sempat bingung. Kapten TNI fiktif bernama Letkol Zoro Prasetyo mengatakan, “Kami sempat curiga ini markas bajak laut. Tapi setelah tahu mereka jual kuota dan casing Doraemon, kami mundur teratur.”
Sementara itu, seorang warga bernama Bu Rika, yang kebetulan lewat sambil beli pulsa, mengaku sempat panik. “Saya kira ada demo, ternyata cuma debat soal anime. Untung saya tim Naruto,” katanya sambil menunjukkan dompet bergambar Sasuke.
Konter tersebut kini viral dan mendapat julukan “Sunny Shop”, karena mirip kapal Going Merry versi ruko. Bahkan ada pengunjung yang datang hanya untuk selfie dengan bendera, berharap bisa jadi kru Topi Jerami cabang Tengaran.
Setelah kejadian ini, pemerintah dikabarkan akan mengeluarkan panduan resmi tentang “Bendera yang Aman untuk Kemerdekaan”, termasuk larangan bendera bajak laut, alien, dan logo boyband Korea yang bisa memicu kerumunan.
Moral dari kisah ini? Jangan remehkan kekuatan fandom. Di era digital, satu bendera anime bisa bikin aparat turun tangan, dan satu konter HP bisa jadi markas revolusi... atau minimal tempat top-up Mobile Legends.
Posting Komentar