BANDUNG — Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat dilaporkan sedang dalam proses pengkajian dan pendataan terkait maraknya fenomena pengibaran bendera Jolly Roger, simbol khas kelompok bajak laut Topi Jerami dalam manga terkenal One Piece. Bendera-bendera bergambar tengkorak dengan topi jerami itu ditemukan berkibar di berbagai sudut kota, mulai dari warung kopi hingga tiang bendera di depan rumah warga.
Pihak kepolisian menyatakan akan melakukan tindakan tegas jika terbukti ada pelanggaran, terutama jika pengibaran bendera tersebut mengganggu ketertiban umum. "Kami khawatir warga jadi ikut-ikutan berlayar di selokan, atau lebih parahnya, ada yang mencari 'harta karun' di tengah jalan raya yang sedang macet," ujar Kompol Jojo, juru bicara fiktif Polda Jabar.
Mending Data Bendera Putih, Bukan Bendera Bajak Laut!
Dalam konferensi pers dadakan yang diadakan di sebuah kantor polisi, Kompol Jojo menjelaskan bahwa pengibaran bendera Jolly Roger secara massal ini mengundang keprihatinan. "Masyarakat ini kenapa jadi pada suka-sukaan sama bajak laut? Padahal, yang seharusnya mereka dukung adalah profesi yang lebih mulia dan teratur, seperti... eh, ya, pokoknya yang bukan bajak laut lah," tuturnya sambil sesekali membetulkan letak topi bajak laut yang dikenakannya untuk keperluan 'riset lapangan'.
Menurut Kompol Jojo, pihaknya sudah memanggil seorang ahli tata bendera, Prof. Dr. Ir. S.I. Junaedi, M.Hum, untuk dimintai keterangan. Prof. Junaedi menjelaskan bahwa secara historis, bendera bajak laut biasanya memiliki makna pemberontakan terhadap status quo.
"Ini ada apa ya dengan para warga? Apa mereka tidak bahagia dengan fasilitas publik? Atau, jangan-jangan, mereka tidak senang dengan harga-harga kebutuhan pokok yang sudah seperti harga buah iblis?" tanya Prof. Junaedi dengan nada ironi.
Alih-alih menindak warga, Prof. Junaedi justru menyarankan agar pemerintah lebih introspektif. "Daripada sibuk mengurusi bendera tengkorak, lebih baik pemerintah fokus mendata bendera putih yang berkibar di warung-warung. Bendera putih itu kan simbol menyerah, simbol putus asa. Itu jauh lebih mengkhawatirkan daripada bendera bajak laut," kata Prof. Junaedi.
Hati-hati, Bajak Laut Tidak Bayar Pajak!
Di akhir acara, Kompol Jojo mengimbau warga untuk menurunkan bendera-bendera tersebut. "Jika ada warga yang melihat bendera bajak laut, tolong laporkan ke kantor polisi terdekat. Kami akan tanggapi laporan Anda dengan serius, walaupun kami juga sedang mencari kru tambahan untuk berlayar... eh, maksud saya, untuk patroli," ujarnya sambil tertawa garing.
"Jangan sampai ada yang jadi bajak laut beneran. Bajak laut itu tidak bayar pajak! Apa-apaan itu bajak laut tidak bayar pajak?" pungkasnya, mengakhiri konferensi pers yang absurd ini. Hingga berita ini diturunkan, Kompol Jojo dikabarkan tengah mencari seseorang yang bisa memberinya peta harta karun.
Posting Komentar