Konoha News, 12 November 2025 – Seorang warga bernama Budi Setiawan (27) kini harus duduk di kursi pesakitan bukan karena melakukan kejahatan, melainkan karena tidak jadi korban dengan cukup sopan.
Peristiwa bermula saat Budi, seorang pekerja bengkel yang baru pulang lembur, diserang oleh dua pelaku begal di Jalan Kenangan. Alih-alih pasrah, Budi justru berhasil membalik keadaan dengan satu gerakan refleks yang “terlalu efektif”, menurut penyidik.
“Kami tidak mempermasalahkan korban melawan, tapi kalau sampai begalnya kalah dan minta ampun, ini kan keterlaluan,” ujar seorang petugas dengan nada serius sambil menyesap kopi sachet di pinggir kantor polisi.
Dalam laporan resmi, pihak kepolisian menilai bahwa Budi “memiliki kemampuan bela diri di atas rata-rata masyarakat normal”, sehingga aksinya dikategorikan sebagai penganiayaan berat terhadap pelaku kriminal yang belum sempat menyelesaikan niat jahatnya.
Budi sendiri mengaku bingung dengan status barunya sebagai tersangka.
“Saya cuma pengen hidup, Pak. Kalau tahu begini, mending saya diem aja ya?” katanya lirih, sembari menunjukkan luka gores di lengan dan surat panggilan pemeriksaan.
Kasus ini langsung mengundang reaksi publik. Warganet menilai, kasus Budi merupakan contoh nyata dari “keadilan fleksibel” — di mana posisi korban dan pelaku bisa saling bertukar tergantung siapa yang punya laporan lebih dulu.
Sementara itu, pakar hukum dari Universitas Fiktif Nusantara, Dr. (F) Jujur Banget, menyebut fenomena ini sebagai “produk hukum rasa empati tinggi terhadap pelaku”.
“Mungkin aparat kita hanya terlalu iba pada begal yang gagal mencapai targetnya,” ujarnya sambil tersenyum getir. “Lagi pula, tidak semua pahlawan pantas bebas, kan?”
Hingga berita ini ditulis, polisi masih mempertimbangkan untuk menjerat Budi dengan pasal ‘membahayakan integritas kejahatan jalanan’, pasal yang belum ada tapi sedang dipertimbangkan demi “keadilan yang berimbang bagi semua pihak”.
Catatan Redaksi: Kisah ini sepenuhnya fiktif dan ditulis sebagai bentuk satire terhadap fenomena “korban yang jadi tersangka” di berbagai kasus nyata. Kami tidak bermaksud menyinggung pihak mana pun — kecuali logika yang sedang cuti panjang.
Posting Komentar