Siswa One Piece Academy Protes: “Bukan Mapelnya Sulit, Tapi Gurunya Belajarnya dari Log Pose Rusak!”

East Blue, Kamis pagi — Ruang kelas One Piece Academy mendadak ramai seperti pesta bajak laut setelah para siswa kompak menyatakan bahwa mata pelajaran mereka bukanlah masalah utama. Yang jadi masalah, menurut mereka, adalah sang guru yang tampaknya mengajar menggunakan Haki Kebingungan Tingkat Dewa. Insiden ini menggemparkan karena terjadi saat proses belajar sedang berlangsung, tepat ketika guru berusaha menjelaskan “rumus sederhana” yang justru membuat semua siswa merasa seperti tersesat di Grand Line tanpa kompas.

Menurut laporan di tempat kejadian, suasana kelas berubah kacau ketika Guru Bartholomeus Guntur—seorang pengajar yang dikenal suka membawa globus sebagai senjata menjelaskan—mulai menerangkan materi dengan cara yang disebut “teknik pengajaran bebas arah angin.”

“Materinya simpel kok. Hanya saya sendiri yang kadang lupa arahnya… seperti Log Pose murah,” ujar Guru Guntur sambil tertawa, sebelum kemudian tersandung kapur.

Para siswa yang dimintai keterangan pun memberikan pengakuan yang tidak kalah heroik.

Rina, siswi kelas 11 Farmasi sekaligus pecinta Zoro, mengatakan bahwa pelajarannya sebenarnya mudah dipahami—asal bukan gurunya yang menjelaskan.

“Begitu beliau menjelaskan, rasanya saya berubah jadi Zoro… langsung hilang arah,” keluhnya sambil menatap papan tulis yang penuh coretan melingkar seperti peta ke Pulau Raftel palsu.

Narsumber lain, yaitu Ketua OSIS yang dikenal dengan nama samaran Usoppus Junior, menambahkan bahwa sang guru memiliki teknik unik: menjelaskan materi dari tengah, bukan dari awal.

“Beliau mulai dari kesimpulan, lalu mundur ke contoh, terus entah bagaimana tiba-tiba sudah bahas PR minggu depan. Kami mengikuti dengan Haki Bertahan Hidup,” ungkapnya serius, namun hidungnya ikut memanjang karena grogi.

Penelitian mendadak dari Divisi Riset Kejadian Aneh Sekolah menemukan fakta mengejutkan: 9 dari 10 siswa lebih mengerti materi ketika mendengar penjelasan temannya sendiri, dibanding penjelasan guru. Sisa 1 siswa lainnya dikabarkan masih tersesat di soal nomor 3 yang dia tulis sendiri.

Pihak sekolah mengumumkan akan memberi pelatihan pada guru-guru agar tidak lagi menggunakan “metode pengajaran ala kapal tanpa navigator.” Sementara itu, Guru Guntur menyatakan dirinya siap berubah.

“Saya berjanji, mulai besok, saya akan mengajar dengan arah yang jelas. Minimal tidak belok-belok seperti jalur yang dipakai Luffy mencari daging.”

Para siswa pun berharap keajaiban terjadi. Namun hingga berita ini diturunkan, kapur di papan tulis masih menari sendiri tanpa pola, dan siswa-siswa tetap menyiapkan kompas darurat saat jam pelajaran dimulai.

Moral: Kadang bukan ilmunya yang susah… tapi sinyal WiFi antara otak guru dan siswanya yang perlu diperbaiki.

Posting Komentar