Muaro Jambi — Dalam dua pekan terakhir, 20 motor raib dari kawasan Mendalo Asri, membuat mahasiswa dan warga setempat naik pitam. Mereka pun melapor ke polisi, namun yang didapat bukan surat tanda terima laporan, melainkan saran spiritual: “Bantu doa ya, sabar.”
Aksi pencurian ini terjadi sejak 16 Oktober 2025, dan hingga kini pelaku masih bebas berkeliaran—mungkin sedang mempertimbangkan membuka showroom motor bekas. Sementara itu, polisi tampaknya sedang menunggu ilham atau mungkin sinyal WiFi yang lebih kuat.
Menurut AR (nama disamarkan demi keselamatan motor berikutnya), ia sudah dua kali melapor ke Polsek Jaluko. “Pertama saya lapor, dijawab ‘sabar ya, bantu doa’. Minggu depannya saya balik lagi, jawabannya sama. Saya curiga mereka copy-paste jawaban,” ujarnya sambil menunjukkan bukti chat WhatsApp yang hanya berisi emoji tangan berdoa.
Warga pun mulai berinisiatif. Rahman, pemilik kos-kosan yang kehilangan empat motor sekaligus, mengaku sudah mencoba berbagai cara. “Saya udah pasang CCTV, pagar listrik, bahkan sempat panggil dukun. Tapi malingnya lebih update, kayaknya dia langganan YouTube channel ‘Tips Maling Modern’,” keluhnya.
Sementara itu, Kombes Pol Jimmy dari Polda Jambi menyatakan akan “mengatensi” kasus ini. Namun, ketika ditanya lebih lanjut, ia menjawab, “Kami sedang menunggu hasil musyawarah antara intelijen dan tukang parkir setempat.”
Dalam upaya mempercepat penangkapan, mahasiswa Universitas Mendalo kini rutin menggelar doa bersama setiap malam Jumat. “Kami berharap, kalau polisi belum bisa menangkap pelaku, setidaknya Tuhan bisa,” ujar Ketua BEM, yang kini juga merangkap sebagai koordinator keamanan dan tukang parkir darurat.
Sampai berita ini diturunkan, jumlah motor yang hilang belum bertambah—bukan karena pelaku tertangkap, tapi karena warga sudah kehabisan motor. Polisi berjanji akan segera bertindak, setelah selesai rapat koordinasi, apel pagi, dan tentu saja, ngopi dulu.
Moral cerita: Jika motormu hilang, jangan lupa lapor polisi. Tapi jangan lupa juga bawa sajadah—siapa tahu yang datang lebih dulu adalah mukjizat, bukan petugas.
Posting Komentar