Pemerintah Bingung: BUMN Rugi Padahal Rakyat Beli Listrik Pakai Uang, Bukan Janji

Jakarta — Pemerintah resmi mengeluh di depan cermin, setelah menyadari bahwa meski rakyat membayar BBM dan listrik dengan uang sungguhan (bukan daun atau puisi), BUMN tetap saja merugi. “Ini aneh. Mereka bayar, kita jual, tapi kok neraca keuangan malah mirip saldo akhir bulan?” ujar Menteri Energi dan Logika, Pak Surya Sontoloyo, sambil memandangi grafik kerugian yang bentuknya menyerupai seluncuran air.

Menurut laporan dari Badan Penelitian Ekonomi Tak Masuk Akal (BPETMA), kerugian BUMN sektor energi dan listrik tahun ini cukup besar untuk membeli satu planet kecil di galaksi sebelah.

Direktur Utama PT Listrik Lemas, Bu Mega Melempem, menjelaskan bahwa kerugian terjadi karena “arus listrik terlalu cepat, jadi uangnya belum sempat ditangkap.” “Kami sudah coba pasang jaring di gardu induk, tapi yang ketangkap malah suara netizen,” katanya sambil menunjukkan diagram keuangan yang digambar pakai krayon.

Sementara itu, PT BBM Bingung juga mengalami kerugian karena terlalu banyak diskon yang diberikan kepada kendaraan fiktif. “Kami sempat kasih subsidi ke mobil yang cuma ada di game balap. Kami kira itu bagian dari digitalisasi,” ujar Pak Beni Bimbang, Kepala Divisi Realita Virtual.

Rakyat pun mulai bertanya-tanya. “Saya bayar listrik tiap bulan, bahkan pernah bayar dua kali karena lupa. Masa rugi?” ujar Pak Darto, warga Depok yang mengaku colokan rumahnya sudah pensiun karena terlalu sering dipakai.

Di akhir konferensi pers, pemerintah menyatakan akan membentuk Tim Investigasi Transenden, yang terdiri dari ekonom, cenayang, dan mantan kasir minimarket, untuk mencari tahu ke mana perginya uang rakyat.

Sementara itu, Bu Mega Melempem menyarankan solusi spiritual: “Mungkin kita harus minta maaf ke listrik. Siapa tahu dia tersinggung.”

Moral cerita: Kalau kamu bayar listrik dan BBM dengan uang asli, tapi BUMN tetap rugi, mungkin uangmu terlalu sopan untuk menolak ikut hilang.

Posting Komentar