Jakarta – Dalam terobosan yang disebut-sebut sebagai "revolusi kecil di tengah kebijakan yang selalu besar kepala", pemerintah resmi meluncurkan program uji coba Sehari Tanpa Ribet pada hari Selasa (14/5), yang bertujuan mulia: mencoba, walau hanya sehari, untuk tidak membuat rakyat kesal. Program ini digagas setelah survei internal Kementerian Kebahagiaan Sementara (KKS) menunjukkan bahwa 98% warga negara merasa lebih tenang saat tidak membuka pemberitahuan dari pemerintah. "Kami ingin tahu, apakah mungkin kita bisa sehari saja tidak mengeluarkan aturan baru, tidak memperpanjang masa berlaku SIM, dan tidak memblokir situs streaming saat bulan puasa?" ujar Menteri Koordinator Tidak Ribet (Menkotribet), Ir. Dede Ribet, M.M.
Program yang berlangsung dari pukul 06.00 hingga 18.00 WIB ini menjamin tidak akan ada pengumuman kebijakan, tidak ada update aplikasi wajib, dan tidak ada petugas yang tiba-tiba datang ke rumah hanya karena antena TV terlihat miring. Namun, rakyat diharapkan tetap waspada: "Kami tidak menjamin tidak ada yang ribet. Kami hanya menjamin pemerintahnya yang tidak ribet. Kalau kamu ribet sendiri, ya itu urusan kamu," tegas Dede.
Program Sehari Tanpa Ribet langsung menuai antusiasme tinggi, meskipun diwarnai kebingungan massal. Di beberapa daerah, warga ketakutan saat tidak ada petugas Pajak Datang ke Warung, sementara di Jakarta Selatan, seorang pengusaha kuliner sempat pingsan karena tidak diminta "donasi sukarela" oleh petugas kebersihan.
Salah satu narasumber, Bu Ijah (54), pemilik warung nasi uduk di Pasar Minggu, mengaku trauma. "Dari tadi pagi gak ada yang datang. Gak ada tilang, gak ada razia, gak ada yang minta uang kebersihan. Saya malah cek rice cooker tiga kali, takut ada yang salah," keluhnya sambil mengusap keringat dengan kain lap yang bertuliskan "Saya Bangga Bayar Pajak (Tapi Jangan Sekarang)."
Sementara itu, aplikasi pendaftaran Sehari Tanpa Ribet justru menjadi sumber ribet terbesar. Dalam waktu dua jam, 70 juta orang mendaftar, membuat server ambruk dan menampilkan pesan: "Maaf, saat ini sistem sedang ribet. Silakan coba lagi besok saat kami kembali menyusahkan Anda."
"Kami tidak menyangka antusiasme sebesar ini," ujar Direktur Teknologi Aplikasi Sehari Tanpa Ribet, Andi Kusut. "Tapi kami sudah siapkan solusi: mulai besok, kami akan luncurkan aplikasi baru bernama Aplikasi Aplikasi — tempat semua aplikasi pemerintah bisa terdaftar di satu aplikasi. Biar lebih efisien. Dan lebih ribet."
Program ini juga sempat hampir batal karena kebingungan internal. "Kami baru sadar, kalau kami tidak bikin aturan, bagaimana kami bisa menilai keberhasilannya?" kata Staf Ahli Menteri Bidang Evaluasi Evaluasi. Akhirnya, keputusan diambil: rakyat yang terbukti tidak stres sepanjang hari akan diberi penghargaan berupa sertifikat digital yang bisa dicetak sendiri — dengan kertas dan tinta yang tidak disediakan pemerintah.
Meski program hanya berlangsung sehari, dampaknya terasa jauh lebih lama. Di media sosial, tagar #SehariTanpaRibet sempat menjadi tren, diikuti tagar #BesokPastiLebihRibet dan #SayaKangenDitilang.
Di akhir hari, Menkotribet mengumumkan bahwa program akan dievaluasi dalam waktu 3-5 tahun ke depan. "Kami butuh waktu untuk membuat formulir evaluasinya dulu. Mohon bersabar. Dan kalau bisa, jangan senang-senang amat. Pemerintah agak tidak suka kalau rakyat terlalu bahagia. Nanti malah minta gaji naik," pungkasnya sambil tertawa — atau mungkin hanya senyum formal yang salah fokus.
Moral pelajaran:
Bahagia itu sederhana. Cukup berhenti sejenak menyusahkan rakyat. Tapi jangan terlalu lama, nanti pemerintah kangen.
Posting Komentar