KONOHA—Seorang mahasiswi berinisial AL (18 tahun) mendadak menjadi “target misi tingkat S” setelah mengunggah kritik terhadap kebijakan pemerintah di media sosial, Senin (25/11). Tak tanggung-tanggung, pelaku mengambil alih nomor WhatsApp sang ayah, lalu mengirimkan pesan intimidasi yang intinya: “Hapus atau rasakan jurus silent treatment tingkat nasional.”
Menurut laporan awal, aksi ini menambah daftar panjang kekerasan digital di Indonesia—yang oleh SAFEnet disebut sudah mencapai level “Chunin ujian ulang paling membosankan” karena terus menggerus kebebasan berekspresi dan keamanan digital.
AL mengaku kaget ketika menerima pesan dari nomor ayahnya yang biasanya hanya berisi daftar belanja dan broadcast video lucu. “Tiba-tiba ayah chat begini: ‘Hapus postinganmu, Nak. Aku disandera oleh orang yang punya kuota unlimited!’” ujar AL, sambil memastikan ayahnya masih aman dan tidak direkrut Akatsuki Cabang Digital.
Pihak keluarga langsung curiga karena gaya bicara ayahnya biasanya lebih jadul. “Biasanya dia ngetik pakai titik tiga kayak orang lagi mikir keras... ini tiba-tiba pakai emoji api dan ancaman halus. Jelas ini bukan ayah saya,” tambah AL.
Seorang praktisi keamanan siber fiktif bernama Ir. Hatake Sans, S.Kom, M.Konoha**, memberi komentar serius tapi tidak terlalu. “Ini cara kasar untuk bikin orang takut bersuara. Biasanya penjahat digital pakai teknik phising—ini pakai teknik ayah-shing. Lebih efektif, lebih emosional,” ujarnya sambil memutar shuriken seperti spinner edisi 2017.
Sementara itu, seorang analis digital lain, Uchiha Dwi Nugraha, menyebut kasus ini sebagai bentuk kekerasan digital yang makin kreatif namun tetap menyebalkan. “Kalau begini terus, nanti kritik pemerintah harus pakai jutsu penyamaran dulu. Masa iya masyarakat harus jadi ninja cuma buat bilang pendapat?” katanya geleng-geleng.
Anggota DPR fiktif yang mengawasi isu digital, Bapak Jiraiya Fikri, juga memberi komentar singkat. “Kami akan bahas ini dalam rapat. Tapi sebelumnya... tolong kirim link-nya dulu. Saya kurang update,” katanya sembari membuka browser dengan 18 tab menunggu dilihat.
Hingga berita ini diturunkan, AL telah memulihkan akun ayahnya dan berjanji tetap akan bersuara, meski dengan tingkat kewaspadaan setara ninja penjaga gerbang Konoha.
Pelajaran pentingnya? Di era digital ini, ponsel bisa diretas, opini bisa diintimidasi... tapi password ayahmu tetap hanya “tanggal lahir + 123”.
Dan itulah akar masalah sebenarnya.
Berita Asli:
'Hapus sekarang!' – Cerita warga yang diretas usai unggah kritik di media sosial
Posting Komentar